(Foto/Ist) |
Dalam keterangan melalui Kabid Hortikultura dan Sarpras Pertanian, Armen Syam, Kadistanbun menyerukan kepada masyarakat petani agar tidak terpancing oleh informasi yang tidak jelas kebenarannya. "Kita mengimbau masyarakat petani untuk tidak mudah percaya berita hoax, jika ada yang tidak jelas silahkan bertanya langsung ke pemerintah maupun cek di lapangan," ungkapnya.
Kabar mengenai persawahan kering dan kelangkaan pupuk bersubsidi tersebar setelah pernyataan Ketua Kelompok Tani Sido Rukun, Ngatijo. Namun, setelah melakukan penelusuran di lapangan, Distanbun Pemkab Batu Bara menemukan fakta yang berbeda.
(Foto/Ist) |
"Tidak benar sawah mengalami kekeringan. Tidak ada retak-retak di sawah. Bahkan, sawah masih basah karena sisa air sebelum pecahnya tanggul. Sore harinya air sudah masuk melalui intake ke sawah-sawah," tegas Armen.
Lebih lanjut, terkait dengan kelangkaan pupuk bersubsidi, Armen membantah pernyataan Ngatijo. "Saya tadi telah menemui Ngatijo, dan dia menyangkal pernah mengatakan pupuk langka dan tidak ada di kios pupuk. Bahkan, pada 28 Januari 2024, Ngatijo telah mengambil jatah pupuk subsidi untuk 2 musim tanam sebanyak 6 zak sesuai jatahnya," jelasnya.
Distanbun Batu Bara mengingatkan para petani untuk tidak langsung percaya pada informasi yang diragukan kebenarannya. Armen Syam menyarankan agar para petani berkoordinasi dengan penyuluh pertanian di desa mereka untuk mengatasi kendala terkait pupuk atau masalah air. (Putra)