BATUBARA, Ferarinews.com – PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) terus memperkuat komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat dan ketahanan pangan berkelanjutan melalui penerapan Metode Tani Nusantara (MTN) di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Program ini menjadi langkah konkret perusahaan dalam menciptakan model pertanian mandiri yang ramah lingkungan dan efisien.
Kepala Divisi CSR/TJSL INALUM, Susyam Widodo, menjelaskan bahwa penerapan MTN bertujuan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk dan pestisida kimia, sekaligus memperkuat kemandirian desa.
“Kami berupaya membangun pertanian yang berdaya saing dan berkelanjutan. Dengan metode ini, petani bisa lebih hemat biaya, mandiri, dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem,” ujarnya.
MTN merupakan pendekatan pertanian alami yang menggunakan bahan organik lokal sebagai pengganti pupuk dan pestisida kimia. Selain menekan biaya produksi, sistem ini juga menjaga kesuburan tanah dan menekan risiko pencemaran lingkungan.
Dalam uji coba di lahan seluas ±1.000 meter persegi, hasil panen awal Oktober 2025 menunjukkan produktivitas mencapai 220 kilogram per rante (400 m²). Angka ini mendekati hasil metode konvensional sebesar 250 kilogram, meski sempat terkendala irigasi. Namun secara efisiensi, metode organik ini jauh lebih hemat: biaya tanam sekitar Rp500 ribu, dibandingkan Rp700 ribu dengan sistem kimia.
Frekuensi pemupukan hanya dilakukan tiga kali, sementara penyemprotan pestisida organik cukup dua kali selama masa tanam tiga bulan. Pupuk dan pestisida yang digunakan berbahan fermentasi alami yang diformulasikan sendiri oleh kelompok tani binaan INALUM.
Selain dukungan teknis, INALUM juga memfasilitasi pelatihan, studi banding, dan bantuan peralatan produksi pupuk serta pestisida organik. Program ini merupakan bagian dari kontribusi INALUM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, khususnya poin ke-2: Tanpa Kelaparan, sekaligus mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional yang dicanangkan pemerintah.
Dengan hasil uji coba yang menjanjikan, penerapan Metode Tani Nusantara diharapkan dapat diperluas ke wilayah binaan lain di Batu Bara dan sekitarnya sebagai model pertanian berkelanjutan berbasis kemandirian desa. (Putra)