|


Bupati Baharuddin: Generasi Sehat Batu Bara Tak Lepas dari Peran YAICI

BATUBARA – Upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kesadaran gizi masyarakat di Kabupaten Batu Bara semakin diperkuat melalui kolaborasi antara Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Pemerintah Kabupaten Batu Bara, Dinas Kesehatan, dan Muslimat NU. Kegiatan edukasi bertema “Pentingnya Pemenuhan Gizi dan Bahaya Pemberian Kental Manis di Masa Tumbuh Kembang Anak” digelar di Kabupaten Batu Bara, Sabtu (16/8/2025).

Bupati Batu Bara, Ir. H. Baharuddin Siagian, M.MA, menegaskan bahwa permasalahan gizi bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan daerah.

“Stunting adalah tantangan serius yang harus kita hadapi bersama. Karena itu, kami sangat mengapresiasi YAICI dan Muslimat NU yang bergerak langsung ke masyarakat untuk memberi pemahaman yang benar soal gizi anak. Dengan kebersamaan, saya yakin kita bisa wujudkan Batu Bara bebas stunting,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Batu Bara, dr. Deni, menambahkan bahwa edukasi terkait bahaya kental manis sangat penting karena masih banyak masyarakat yang salah menggunakannya.

“Kental manis bukanlah susu, dan tidak cocok untuk anak-anak. Kandungan gulanya tinggi, bisa menyebabkan obesitas, gigi rusak, bahkan mengganggu perkembangan otak. Anak-anak kita harus mendapatkan protein hewani, nabati, serta vitamin dari makanan bergizi yang mudah ditemukan di sekitar kita,” jelas dr. Deni.

Dukungan juga datang dari Muslimat NU Batu Bara yang menggerakkan kader ibu asuh anak terindikasi stunting. Peran kader ini diharapkan dapat menjangkau langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan pendampingan.

“Kami ingin hadir sebagai mitra pemerintah dan masyarakat. Melalui kader ibu asuh, kami dampingi anak-anak dengan asupan bergizi, serta mengedukasi orang tua agar lebih peduli pada pola makan keluarga,” ujar perwakilan Muslimat NU.

YAICI sendiri menegaskan bahwa gerakan edukasi gizi ini tidak hanya bersifat kampanye sesaat, tetapi ditujukan untuk membangun kesadaran jangka panjang.

“Kami percaya edukasi adalah kunci. Jika orang tua sudah paham, maka anak-anak akan tumbuh sehat dan bangsa ini akan memiliki generasi yang lebih kuat,” tutur perwakilan YAICI.

Acara ini mendapat respons positif dari peserta yang terdiri atas tenaga kesehatan, kader posyandu, guru, dan masyarakat umum. Mereka sepakat bahwa sinergi multipihak ini menjadi model nyata dalam menekan stunting sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan generasi muda. (***)

Komentar

Berita Terkini