|

Syaiful Syafri Sebut, Buku Berjudul Aku Bukan Poltikus Sebagai Buku Pendidikan

Editor tim Ferarinews.com
MEDAN, Ferarinews.com - Autobiografi Ratna Sarumpaet seorang Seniman Karya Seni dan Budaya di tahun 1990 an, tertuang dalam satu Buku yang berjudul "Aku Bukan Politikus" diluncurkan kali kedua di Sumut, tepatnya Minggu, (18/04), di Hall Cafe Kembar, Jalan Sakti Lubis Medan.

Peluncuran buku setebal 265 halaman yang terbagi dalam 6 Bab, terbitan Booknesia Jakarta ini, diprakarsai pengurus pusat Komunitas Sedekah Jumat (KSJ) yang dipimpin ketua umum KSJ Saharuddin, untuk mengenal Seniman Karya Seni Internasional semasa kecil, remaja dan proses pendidikan dikeluarga dan masyarakat.

Acara peluncuran buku, dihadiri sejumlah Tokoh dan Ilmuan, seperti ketua umum DPN GM Pujakesuma Nusantara Danu Prayitno Siyo, SE, MM, Ketua PD KBPP Polri Sumut, Hilmar Silalahi, SH, Ketua LBH DPC Ferari Batu Bara, Helmi Damanik, SH, Ilmuan Dr Djauhari, dari Unimed, Dr Henny Ikhwan, S.Pd, M.Pd selaku Pembina Kartini KSJ dan Insan Pers.

Diawali dengan pemberian bantuan kepada anak yatim piatu, dihadiri Ustad Samin Pane, Abas Rambe, dan unsur KSJ, Mahasiswa, Pengusaha, dan Tokoh Pemuda di Sumut bersama 300 tamu undangan, diisi testimoni buku "Aku Bukan Politikus" yang disampaikan Drs Syaiful Syafri MM, salah satu Tokoh Pendidikan di Sumut.

Dalam testimoni, PJ. Bupati Batu Bara 2008 ini, menjelaskan bahwa Autobiografi Ratna Sarumpaet berisikan pendidikan untuk seorang anak ketika ia kecil dan hidup dalam keluarga, sampai memutuskan pilihan cita-cita hidup, sehingga menjadi Seniman Karya Seni yang selalu diundang sebagai pembicara Karya Seni Nasional dan Internasional di Negara Eropa.

"Karya Seni yang ditampilkan tidak terlepas dari kejadian yang berkembang dimasyarakat, berupa hasil penelitian dan kajiannya, seperti kasus yang dianggap HAM, bencana alam dan bencana sosial lainnya, yang diangkat dalam cerita drama  panggung dan film layar lebar sehinga menjadi buku pendidikan," kata Syaiful Syafri.

Menurutnya kegalauan atas musibah yang dianggap peristiwa hak asasi manusia (HAM) dengan pemikiran yang belum terungkap proses hukum, membuat komitmen untuk terus berjuang dan berjuang demi kebenaran, namun karna ia bukan seorang politikus, berakhirannya dihadapkan dengan masalah hukum.

"Jadi jelas bahwa Autobiografi Ratna Sarumpaet merupakan sebuah buku pendidikan, baik untuk seorang anak, bagi sebuah keluarga, bagi pencinta seni dan penggiat HAM, yang layak dibaca kalangan generasi muda, keluarga, pencita seni, tokoh organisasi dan politisi sebagai calon pemimpin bangsa," ujar Syaiful.

Hadir dalam acara tersebut, Putri Ratna Sarumpaet Atiqah Hasiholan, dan penerbit buku sekaligus ketua umum JMSI Teguh Santosa, yang ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis kepada sejumlah tokoh, dan mendonasikan keuntungan dari penjualanan buku tersebut kepada anak yatim dan dhuafa, diakhiri acara dengan berbuka puasa bersama. (Red02)

Komentar

Berita Terkini